Showing posts with label Dunia Politik. Show all posts
Showing posts with label Dunia Politik. Show all posts

Tuesday, 10 January 2012

Pengkhianatan Bangsa di Balik Pembelian Pesawat MA-60



Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu akhirnya angkat bicara soal kisruh pembelian pesawat M-60 asal China oleh PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Mari sebagai salah satu pihak yang dianggap terlibat dalam negosiasi pembelian M-60 mengaku enggan berpolemik soal keterlibatan dirinya.

"Kita masih dalam suasana duka, tunggu saja sampai hasil investigasi. Jangan terlalu banyak polemik, sampai investigasi selesai," kata Mari saat ditemui di kantor menko perekonomian, Jl Lapangan Banteng, Rabu (11/5/2011)

Ia menegaskan apa yang terjadi pada pesawat M-60 Merpati buatan China yang jatuh adalah kecelakaan. Mari meminta semua pihak untuk menunggu hasil investigasi. "Pada saatnya semua akan bisa dijelaskan," tutup Mari tanpa bersedia menjelaskan soal keterlibatannya soal pengadaan pesawat dari China itu.



Seperti diketahui, pesawat M-60 milik Merpati jatuh di Teluk Kaimana, Papua pada Sabtu (7/5/2011) lalu. Tragedi itu melebar menjadi polemik soal asal muasal pembelian China yang diduga syarat dengan kepentingan.

Rencana pembelian pesawat asal China ini merupakan cerita lama yang cukup panjang dan alot negosiasinya. Rencana ini sudah digadang-gadang sejak tahun 2007. Ketika itu, Merpati berniat mendatangkan dua pesawat MA 60 dari Xian

Kemudian pada tahun 2009, Xian Aircraft Industry Company Ltd sebagai pabrikan pesawat yang mendapat pesanan 15 unit pesawat MA60 menggugat Merpati belum juga menyelesaikan masalah pembayaran pembelian pesawat. Nilai gugatan mencapai Rp 1 truliun.

Dari 15 unit pesanan, sudah 2 unit tiba ke Indonesia sementara 13 unit lainnya masih tertunda.



Kementerian BUMN mendorong Merpati melawan ancaman itu. Merpati mengaku tidak rela dipaksa menerima kontrak pembelian pesawat dari pabrikan China. Kontrak tersebut dinilai sangat bisa membuat Merpati bangkrut.

Kemudian pemerintah pun menunjuk Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu untuk melakukan lobi ke China. Negosiasi mencakup soal harga, jumlah, jaminan kualitas termasuk jaminan pembelian kembali.

Masalah negosiasi pembelian pesawat MA 60 semakin rumit ketika diwarnai langkah pemerintah China menahan pendanaan proyek listrik 10 ribu MW tahap pertama.

"China menahan pencarian dana untuk 10.000 MW tahap pertama karena semula Merpati mau beli pesawat dari perusahaan China tapi ternyata dibatalkan karena harga pesawat dinilai terlalu tinggi," kata Menteri ESDM yang waktu itu dijabat Purnomo Yusgiantoro di sela raker dengan Komisi VII di gedung DPR, Jakarta, Senin (23/2/2009) waktu itu.

Ketika itu, Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu mengaku tidak mengetahui secara jelas hubungan rencana pembelian pesawat Merpati dengan pendanaan 10.000 MW. Menurut Said, Merpati tidak mau dipaksa pemerintah menerima kontrak tersebut.

"Saya nggak tahu hubungannya dengan 10.000 MW. Intinya kita nggak rela dipaksa pemerintah terima kontrak itu, nantinya bisa bikin bangkrut," kata Said beberapa waktu lalu.

Kisruh semakin pelik. Masalah pembelian pesawat tak lagi menjadi business to business (B to B) tetapi jadi melibatkan pemerintah antara kedua negara (goverment to goverment/G to G).

Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian yang ketika itu dijabat Sri Mulyani pun langsung bertolak ke China untuk melakukan negosiasi.

Akhirnya, 15 pesawat MA 60 pabrikan Xian jadi didatangkan. Merpati berencana mendatangkan sekitar 22 pesawat hingga tahun 2010 untuk menambah armada perseroan. Sebanyak 15 pesawat dengan jenis MA60 didatangkan dari Xian Aircraft, sedangkan 7 sisanya berupa ATR 72 dari Perancis.

Catatan Kaki:

Seharusnya Sebagai warga Negara Indonesia Bangga dengan MEMAKAI produk dalam negeri dengan menggunakan PESAWAT BUATAN ANAK2 BANGSA YAITU PESAWAT CN-235 yang sudah jelas diakui oleh dunia Internasional Bahkan dipakai oleh banyak Militer di dunia internasional sebagai Pesawat Patroli Maritim, bahkan juga di pakai sebagai alat Transportasi. Dan Kenapa juga IPTN kala itu menawarkan malah secara terang-terangan di tolak mentah-mentah.

Dari Siaran TV One yang disiarkan secara Live beberapa waktu lalu dimana perbincangan khusus TV aone dengan Bapak JK di balik pembelian Pesawat M-60 yang paling bertanggung jawab pembelian pesawat itu adalah '' MENTERI PERDANGANGAN". Dari sumber TV one juga yg disiarkan secara Live dengan Pengamat BUMN Indonesia yang kala itu sedang berada di Malaysia juga mengindikasikan hal yang sama karena dia tau persis aroma Tidak hanaaya kolusi tetapi juga Markup.

Dalam Pembelian Pesawat saja bnayak yang jadi Penghianat-penghianat bangsa!!, apa lagi dalam menggarap perkebunan dan Pengelolaan Kekayaan Alam Indonesia ini tentu banyak sekali PENGHIANAT-PENGHIANAT BANGSA. MAKANYA INDONESIA ITU KAYA TETAPI KOK MASIH MISKIN jelas sekali aroma Penghianatan masihbnayk sekali di negeri ini hanya untuk KAKAYAAN PRIBADI DAN KRONI-KRONINYA.

INI SEBENARNYA LEBIH KEJAM DARI PADA TERORIST, KARENA TERORIST TIDAK BAKAL MAMPU MENGHANCURKAN NEGARA BAHKAN AKAN IKUT BERPERANG SEANDAINYA NEGARA DALAM KEADAAN BERPERANG MELAWAN MUSUH. TETAPI PENGHIANAT-PENGHIANAT BANGSA SEPERTI INI YANG BERSERAGAM DAN BERDASI JELAS-JELAS BISA MENGHANCURKAN INDONESIA DAN RAKYAT INDONESIA SECARA KESELURUHAN.Dalam keadaan merdeka saja bisa jadi PENGHIANAT apa lagi kalo nerperang. Maka wajar kalo masih Banyak Rakyat Indonesia yang merasa TERJAJAH oleh Bangsanya sendiri.



Simak saja Kenapa AUSTRALIA bisa menjadi Negara Penghasil sekaligus PENGEKSPORT terbesar di dunia URANIUM yang secara Geografis Austrlia tidak punya hasil tambang emas, tembaga dan Timah. Maka jadi Wajar kalo Rakyat Papua yang cerdas dan pemberani menolak (bhakan ada yang jadi pemberontak dalam istilah negara) PT. Freeport yang telah menguras secara membabi buta dilahan wilayah mereka. Ya benar secara Riel mereka telah Mencuri kekayaan alam merka karena Rakyatlah yang memiliki semua bukan Negara. Karena kalo dimiliki oleh Negara dengan Jelas banya diselewengkan dan disalahgunakan karena yang berkuasa selalu saja bermain Jabatannya dan Lupa Bahwa Pemilik langsung sebuah Negara Adalah Rakyat. Dan Pejabat itu hanyalah PEMBANTU atau BATURNYA RAKYAT jadi Janganlah merasa BANGA JADI PEJABAT KARENA HANYA BATUR, namanya saja BATUR ya harus dan wajib nurut sama RAKYATNYA. Karena tidak akan ada NEGARA YANG BERDAULAT kalo tidak Punya RAKYAT.




sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?p=495800118#post495800118

Monday, 28 November 2011

inilah Jatah Duit APBN buat PARTAI POLITIK



http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/20110512_083320_nazarudin.jpg


Setiap partai politik yang lolos ke parlemen mendapat jatah dana bantuan keuangan dari APBN sebagai salah satu sumber pendanaan mereka. Berapa jatah duit APBN untuk 9 parpol yang kini duduk di DPR?

Anggota VI Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), Rizal Djalil, menjelaskan 9 parpol di DPR mendapat total Rp 9,1 miliar per tahun dari dana APBN.

"Formulasi subsidi negara Rp 108 per suara," kata Rizal dalam Seminar Nasional Akuntabilitas Dana Politik di Indonesia: Kini dan Esok' di Hotel Shangrila, Jakarta, Senin (28/11/2011).

Berikut jatah masing-masing 9 parpol berdasar jumlah suara yang diraih dalam pemilu. Data ini merupakan realisasi bantuan keuangan parpol pada tahun anggaran 2010:


1. Partai Demokrat Rp 2.338.771.860 (21.655.295 suara/148 kursi)

2. Partai Golongan Karya Rp 1.623.401.676 (15.031.497 suara/106 kursi)

3. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Rp 1.574.249.904 (14.576.388 suara/94 kursi)

4. Partai Keadilan Sejahtera Rp 886.134.168 (8.204.946 suara/57 kursi)

5. Partai Amanat Nasional Rp 677.533.896 (6.273.462 suara/46 kursi)

6. Partai Persatuan Pembangunan Rp 598.787.856 (5.554.332 suara/38 kursi)

7. Partai Kebangkitan Bangsa Rp 555.800.616 (5.146.302 suara/28 kursi)

8. Partai Gerakan Indonesia Raya Rp 501.421.860 (4.642.795 suara/26 kursi)

9. Partai Hati Nurani Rakyat Rp 423.966.960 (3.925.620 suara/17 suara)

Jumlah total APBN per tahun untuk parpol Rp 9.180.068.796

(lrn/nik)







sumber :http://www.detiknews.com/read/2011/11/28/161615/1777397/10/demokrat-dapat-jatah-duit-apbn-rp-23-m-golkar-rp-16-m?991101mainnews

Sunday, 27 November 2011

Abraham: Pimpinan KPK Sekarang Pemain Sinetron !!

 http://image.tempointeraktif.com/?id=88059&width=475
 http://image.tempointeraktif.com/?id=88057&width=475
 Calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengkritik cara kerja pimpinan KPK sekarang."Pimpinan KPK tidak boleh tampil di televisi, harus diam. Itu bukan pimpinan tapi pemain sinetron," kata Abraham dalam fit and proper test capim KPK di Gedung DPR, Jakarta, Senin (28/11/2011).
Ia mengambil contoh pernyataan Ketua KPK Busyro Muqoddas. Dalam berbagai kesempatan, Busyro sering mengumbar perkembangan kasus seperti penetapan tersangka baru.
"Bicara di televisi, nanti akan ada tersangka baru. Ini tidak benar. Fungsi-fungsi intelijen itu silent operation. Tidak perlu populer tapi tindakannya yang populer," ucapnya.
Sebagaimana diberitakan, Komisi III DPR sedang menggelar proses pemilihan capim KPK. Fit and proper test dilaksanakan pada 28 November 2011 dan direncanakan kelar pada 2 Desember 2011.
Delapan capim KPK berdasarkan peringkat adalah Bambang Widjojanto, Yunus Husein, Abdullah Hehamahua, Handoyo Sudrajat, Abraham Samad, Zulkarnaen, Adnan Pandu Praja dan Aryanto Sutadi.

 http://www.mediaindonesia.com/public/gallery/large/2011_11_21_11_30_12_zabraham3B.jpg
 
http://i.okezone.com/content/2011/11/21/339/532031/e486FhLknt.jpg

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1798838.jpg 







sumber :http://nasional.inilah.com/read/detail/1801426/abraham-pimpinan-kpk-sekarang-pemain-sinetron

Wow! Pengeluaran Parpol Per 2010 Sebesar Rp 300 T



http://www.presidenku.com/wp-content/uploads/2009/02/sby_demokrat.jpg



- Belanja partai politik benar-benar jomplang dari pemasukan sah yang diterima. Laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat dalam kurun waktu 2007-2010 pengeluaran parpol sebesar Rp 300 triliun.

Padahal, pemasukan parpol dari APBN hanya Rp 9,1 miliar. Sementara UU Parpol membatasi sumbangan dari perseorangan maksimal Rp 1 miliar dan dari badan usaha maksimal Rp 7,5 miliar per satu tahun anggaran.

"Rp 300 triliun itu laporan per 31 Desember 2010. Ini kan irasional," kata anggota VI BPK, Rizal Djalil, dalam Seminar Nasional Akuntabilitas Dana Politik di Indonesia: Kini dan Esok' di Hotel Shangrila, Jakarta, Senin (28/11/2011).

Pengeluaran Rp 300 triliun itu, kata Rizal, salah satunya diperoleh dari 'bocoran' pos dana Bantuan Sosial para kepala daerah incumbent yang ingin maju dalam Pilkada. Dia tidak memungkiri pihak yang berkuasa cenderung memanfaatkan APBN itu untuk kepentingan politiknya.

"Orang yang sedang berkuasa bisa dengan leluasa mendesain dana APBN untuk kepentingan politiknya," kata Rizal.

Demi transparansi, Rizal menyarankan, sebaiknya pembatasan sumbangan parpol tidak dibatasi.

"Ini agar parpol tidak berpura-pura dan memakai topeng, tetapi mencari ruang-ruang gelap di balik media," usulnya.

Mantan anggota DPR ini menilai, sumbangan swasta sebaiknya tidak dibatasi. Sistem dan mekanisme internal parpol, menurutnya, akan dengan sendirinya resisten terhadap pengaturan tersebut.

"Zaman sekarang nggak mungkinlah ngasih uang, lantas orangnya bisa mengatur," kata dia.

Dari kondisi yang ada, BPK mengusulkan beberapa poin. Pertama, sumbangan perorangan/swasta tidak dibatasi. Kedua, tetap dibatasi, tetapi parpol diizinkan berbisnis misalnya dengan mendirikan badan usaha sebagaimana UMNO di Malaysia.

"Atau seperti sekarang, tetap memanfaatkan dana tidak resmi, ya dari proyek, hibah dan bansos," ujarnya.

(lrn/gun)




sumber :http://www.detiknews.com/read/2011/11/28/113619/1777022/10/wow-pengeluaran-parpol-per-2010-sebesar-rp-300-t?9922022

Friday, 25 November 2011

Senjata yang terkokang di Tahrir Square !!

Tentara Mesir mengarahkan senjata ke pendemo di Tahrir Square. Rezim militer dianggap lebih kejam.

http://l.yimg.com/bt/api/res/1.2/MG2XivBSyhbiqzz9g6YyWg--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00MTk7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/ap_webfeeds/880326ae67fa671aff0e6a706700c926.jpg 

Rakyat Mesir berkumpul lagi di Lapangan Tahrir. Jika dulu mereka meminta Presiden Mubarak mundur, kali ini mereka meminta rezim militer Mesir, yang dituduh lebih kejam dari Mubarak, untuk mundur. Rezim militer, sampai sekarang, masih menolak.

http://l1.yimg.com/bt/api/res/1.2/u0QPQYIqSE8gI44CX6yV1A--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00MDA7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/ap_webfeeds/0360451d52f84d1aff0e6a706700d930.jpg

http://l1.yimg.com/bt/api/res/1.2/sgGhgb8dNRcfl31Qwz3ZVQ--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00MTM7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/ap_webfeeds/5c52f46567fd671aff0e6a7067009c89.jpg

 

http://l2.yimg.com/bt/api/res/1.2/pjb5UqLDfW029hVHBOeF6A--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00MTU7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/ap_webfeeds/a3aed2ee67d0671aff0e6a706700cfc2.jpg

http://l1.yimg.com/bt/api/res/1.2/YDCvuBMZnGDj1MdWHrmo9g--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00MjA7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/ap_webfeeds/76a1310067bb661aff0e6a7067006534.jpg

http://l.yimg.com/bt/api/res/1.2/KjS8JoP.V7PLRccqZypvjQ--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0zMTg7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T182939Z_5_BTRE7AL10ZT00_RTROPTP_2_EGYPT-PROTESTS.JPG

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/nmT5wtpSD76Uie1C1skIJA--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yOTk7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T182939Z_5_BTRE7AM0T3W00_RTROPTP_2_EGYPT.JPG

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/XFU5kevbQkzzA.maJlf4SQ--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yODU7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T182939Z_5_BTRE7AM0T0H00_RTROPTP_2_EGYPT-PROTESTS.JPG

http://l1.yimg.com/bt/api/res/1.2/hJfV64gxpvEuqyUC72KsZw--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yODQ7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T182939Z_5_BTRE7AM0T0G00_RTROPTP_2_EGYPT-PROTESTS.JPG

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/5cq3EdkbfCaPhHKKX21XQg--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0zMDY7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T182939Z_5_BTRE7AM0T0I00_RTROPTP_2_EGYPT.JPG

http://l2.yimg.com/bt/api/res/1.2/LmgXVF2DuCA5LwxD35bVMA--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yODc7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T180613Z_2_BTRE7AM11IF00_RTROPTP_2_EGYPT-PROTESTS.JPG

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/vcTWPbKYrGVAAawGPKBKpg--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yNzU7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T182939Z_5_BTRE7AM0T0F00_RTROPTP_2_EGYPT.JPG

http://l.yimg.com/bt/api/res/1.2/eXPowr3adFyKaZDNC3Hg0g--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0zMDk7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T180613Z_2_BTRE7AM15O100_RTROPTP_2_EGYPT.JPG

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/9_ZxUawsNbPCgrtqS8Oeeg--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0zMzU7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T182939Z_5_BTRE7AM11K100_RTROPTP_2_EGYPT-PROTESTS.JPG

http://l1.yimg.com/bt/api/res/1.2/zX1fVYdpUsq2LpnK2wMvhg--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0zMDY7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T182939Z_4_BTRE7AM1BA500_RTROPTP_2_EGYPT-PROTESTS.JPG

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/.Ut85Cjvg3A2FGIiwAlJXQ--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yOTk7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T180613Z_4_BTRE7AL1QBN00_RTROPTP_2_EGYPT.JPG

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/Bywxs8Dbu1cshMTSizD..A--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00MzM7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/ap_webfeeds/58106cca52f54d1aff0e6a7067006ab1.jpg

http://l1.yimg.com/bt/api/res/1.2/1tt2BZHZbO.kLlz9Fu2ghw--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00Mjg7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/ap_webfeeds/9c46aafd69676e1aff0e6a706700ca12.jpg

http://l.yimg.com/bt/api/res/1.2/rIedwAN6AJF7ED_LcMmbYA--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yNjg7cT04NTt3PTQ1MA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/Reuters/2011-11-24T190752Z_1_BTRE7AN14DB00_RTROPTP_2_EGYPT-PROTESTS.JPG

http://l.yimg.com/bt/api/res/1.2/BJQ136nCcoAPjIvqvifKZg--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0zMzM7cT04NTt3PTUxMg--/http://media.zenfs.com/en_sg/News/AFP/photo_1322070923579-5-0.jpg

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/sgqfSwku93L4OvVyXGpYPA--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00MjY7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/ap_webfeeds/d98b832f69586e1aff0e6a7067003ca1.jpg

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/e06jLAvsTauXWzZx2ImynQ--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00NDI7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/ap_webfeeds/532e25d069586e1aff0e6a706700465b.jpg

http://l2.yimg.com/bt/api/res/1.2/r5jeulObNi47Zv_q7k7vAA--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00MjA7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/ap_webfeeds/11b1fc0167be661aff0e6a7067004b69.jpg

http://l3.yimg.com/bt/api/res/1.2/CfPJmRbUFrKdHSVKky9wUQ--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD00MjA7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/en_us/News/ap_webfeeds/26ef57bf681a681aff0e6a70670032c2.jpg





sumber :http://id.berita.yahoo.com/foto/mereka-yang-meminta-rezim-militer-mesir-mundur-1322196875-slideshow/

Tuesday, 27 September 2011

Keledai Ini Jadi Calon Walikota


http://images.detik.com/content/2011/09/28/1148/keledai.jpg


Ada-ada saja ulah sekelompok orang ini untuk menyindir para politisi. Mereka mengusung seekor keledai untuk ikut dalam pemilihan walikota di Varna, Bulgaria.

Jadilah keledai bernama Marko itu ikut pemilihan Walikota. Klaim pendukungnya, Marko berjanji akan bekerja keras untuk warga.

"Tidak seperti kandidat walikota dan para politisi lainnya, Marko punya karakter yang kuat, tidak mencuri, tidak berbohong dan menyelesaikan pekerjaannya hingga tuntas," ujar koordinator aksi Angel Dyankov seperti ditulis orange.co.uk, Selasa (27/9/2011).

Walikota Incumbent, Kiril Yordanov menolak bersaing dengan Marko si keledai. Dia mengatakan hal itu tidak bermartabat.

Menanggapi penolakan tersebut, Dyankov santai saja. "Ya dia betul. Kasihan sekali Marko harus berdiri satu panggung dengan politisi kotor," sahut Dyankov.

Hmm... Apa perlu ini dicoba di Indonesia?




sumber :http://www.detiknews.com/read/2011/09/28/073326/1731937/1148/keledai-ini-jadi-calon-walikota?9911012